PRT Yang Tewas ditembak Setelah Salah Masuk Rumah di AS

Pihak keluarga menuntut keadilan atas kematian mendiang Maria Florinda Rios Perez.
Wartaflash.com – Seperti biasanya, María Florinda Ríos Pérez pergi bersama suaminya sebelum fajar untuk membersihkan rumah. Namun, kesalahan dalam alamat membuat ajudan rumah tangga ini tidak bisa pulang dalam keadaan hidup.
Pada 5 November lalu, seorang perempuan berusia 32 tahun asal Guatemala ditemukan tewas dengan kepala terluka saat mencoba membuka pintu sebuah rumah di lingkungan Whitestown, kawasan pinggiran kota Indianapolis.
Dia salah alamat, dan mengira rumah itu adalah tempat yang seharusnya ia bersihkan.
Polisi melaporkan bahwa mereka menemukan Rios Pérez tewas dalam pelukan suaminya, Mauricio Velázquez, di teras rumah tersebut pada Rabu (05/11), beberapa saat sebelum pukul 07.00 waktu setempat.
Pihak berwenang AS sedang menyelidiki apakah pemilik rumah tersebut bisa dituntut.
Menurut pihak berwenang, petugas sebelumnya sudah merespons laporan tentang kemungkinan adanya penyusupan di kawasan pinggiran kota Whitestown.
Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan pasangan tersebut tampaknya tidak memasuki rumah tersebut.
Kasus ini secara resmi diserahkan ke Kejaksaan Wilayah Boone untuk ditinjau dan menentukan apakah akan diajukan tuntutan pidana.
Polisi belum mengungkapkan identitas orang-orang yang ada di dalam rumah atau yang melepaskan tembakan.
Pada Jumat (07/11), polisi menyatakan bahwa ini adalah kasus yang “kompleks, sensitif, dan sedang berkembang” sehingga merilis informasi tersebut akan “tidak pantas dan berpotensi berbahaya”.
Polisi juga meminta masyarakat untuk bersabar dan memperingatkan agar tidak menyebarkan informasi salah terkait kasus ini secara daring.
Kronologi kejadian menurut keluarga korban
Mauricio Velázquez mengatakan kepada CBS News, mitra BBC di AS, bahwa ia berharap keadilan bagi istrinya, yang merupakan ibu dari empat anak.
Dalam sebuah wawancara dengan WTTV, mitra CBS, Velázquez menyatakan bahwa peluru menembus pintu depan rumah.
“Seharusnya pemilik rumah menelpon polisi dulu, bukan langsung menembak tanpa alasan begitu,” katanya melalui seorang penerjemah.
“Saya menuntut keadilan karena saya rasa orang yang melakukan itu tidak waras,” ujarnya sambil menangis.
Rudy Ríos Pérez, saudara laki-laki korban, menjelaskan kepada The New York Times bahwa pasangan tersebut berencana membersihkan sebuah rumah yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya.
Setibanya di alamat rumah yang mereka yakini akan dibersihkan, mereka mencoba membuka pintu depan dengan kunci yang diberikan oleh klien mereka, namun gagal.
Saat itu, kenang Ríos, tembakan dilepaskan.
Peluru menembus pintu dan mengenai María Florinda Ríos Pérez.
Belakangan Mauricio Velázquez menyadari bahwa rumah yang seharusnya dituju terletak di belakang rumah yang mereka coba buka.
Pemerintah Guatemala memastikan bahwa mereka sedang memantau kasus ini dan memberikan dukungan kepada keluarga Ríos Pérez.
Seorang perempuan berusia 32 tahun dari Guatemala, yang berasal dari Quetzaltenango, meninggal akibat tindakan kekerasan saat dalam perjalanan ke tempat kerja di kota Whitestown, Indiana, pada 5 November. Ia meninggalkan seorang suami dan empat orang anak, kata Kementerian Luar Negeri Guatemala dalam sebuah pernyataan.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa mereka menawarkan “bantuan konsuler, hukum, imigrasi, serta layanan dokumentasi” melalui konsulat di kota Chicago.
Kasus-kasus lainnya
Jaksa Wilayah Boone, Kent Eastwood, mengatakan kepada The Indianapolis Star bahwa kasus ini cukup kompleks karena cara hukum negara bagian mendefinisikan konsep membela diri.
Undang-undang pembelaan diri masih berlaku di banyak negara bagian di Amerika Serikat.
Kebanyakan mengizinkan seseorang menggunakan kekuatan yang wajar, bahkan mematikan, untuk mencegah kematian, cedera serius, atau mengusir penyusup.
Insiden serupa telah dilaporkan di wilayah lain di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2023, Ralph Yarl yang berusia 16 tahun ditembak dua kali setelah salah membunyikan bel pintu di Missouri.
Andrew Lester, yang berusia lebih dari 80 tahun, mengakui bersalah dan meninggal dunia saat menunggu vonis.
Di New York, Kaylin Gillis yang berusia 20 tahun meninggal setelah ditembak saat secara tidak sengaja memasuki pekarangan sebuah rumah.
Pemilik rumah yang menembaknya kini menjalani hukuman penjara seumur hidup.






