APBN 2025 Catat Defisit Rp 479,7 Triliun, Belanja Prioritas Jadi Pendorong

Foto: Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa saat menyampaikan konferensi Pers APBN KITA Edisi November 2025 di Jakarta, Kamis (20/11/2025).
WARTAFLASH.COM,JAKARTA – Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 tercatat melebar menjadi Rp 479,7 triliun atau 2,02% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Oktober 2025. Angka tersebut meningkat cukup signifikan dibandingkan posisi September yang berada di Rp 371,5 triliun atau 1,56% dari PDB.
Meski demikian, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa posisi defisit masih jauh lebih rendah dari batas yang ditetapkan dalam APBN 2025, yakni 2,78% terhadap PDB.
“Ini mencerminkan komitmen defisit yang kuat untuk menjaga APBN yang efektif,” ujar Purbaya dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi November 2025, Kamis (20/11/2025).
Pendapatan Negara Tetap Tumbuh
Dari sisi pendapatan, pemerintah mencatat realisasi sebesar Rp 2.113,3 triliun atau 73,7% dari outlook, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 1.863 triliun.
Peningkatan ini terutama ditopang oleh:
-
Pajak: Rp 1.708 triliun (71,6% dari outlook)
-
PNBP: Rp 402,4 triliun (84,3% dari outlook)
Keduanya menunjukkan tren pertumbuhan positif di tengah dinamika ekonomi global.
Belanja Negara Didorong Program Prioritas
Sementara itu, belanja negara telah mencapai Rp 2.593 triliun atau 73,5% dari perkiraan, diakselerasi oleh pelaksanaan berbagai program prioritas pemerintah.
Rinciannya:
-
Belanja Pemerintah Pusat: Rp 1.879,9 triliun (70,6%)
-
Transfer ke Daerah: Rp 713,4 triliun (82,6%)
Purbaya menegaskan bahwa Kementerian Keuangan akan terus memperketat pengawasan, khususnya pada belanja kementerian/lembaga serta transfer ke daerah, untuk memastikan efektivitas penyerapan anggaran.






